Rabu, 17 September 2008

Profile KSR PMI Unit STIENU Jepara


KSR PMI Unit STIENU

“KORPS SUKARELA PALANG MERAH INDONESIA UNIT STIENU JEPARA”

I. Apakah UKM itu?

Adalah kelengkapan non struktural di perguruan tinggi yang berfungsi sebagai wadah dan wahana untuk merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan kegiatan ekstra kulikuler di perguruan tinggi

II. KSR PMI Unit STIENU Jepara???

Adalah kesatuan atau unit di dalam perhimpunan PMI yang anggotanya merupakan mahasiswa sebagai wadah pengabdian bagi anggota biasa perhimpunan PMI dan pribadi-pribadi yang menyatakan diri dan menjadi anggota KSR PMI, serta memenuhi syarat menjadi anggota KSR PMI.

III. Sejarah KSR PMI Unit STIENU Jepara

UKM ini didirikan sekitar tahun1998 tepatnya tanggal 18 November 1998 di kampus STIENU Jepara. Selama perjalanannya UKM ini sudah mengalami beberapa pergantian kepengurusan dan kepengurusannya sesuai dengan AD/ART yaitu 1 tahun.

IV. Kepengurusan KSR PMI Unit STIENU Jepara

1. Anggota Kehormatan

2. Wani Rahayu

3. Mukhlisin

4. Suhartono

5. Lina Ambarwati

6. Agus Noryanto

7. Hafid Junaidi

8. M. Syahru W.

9. Fatchur Rohman

Pengurus KSR Periode 2007/2008

Komandan : Aris Ah. Musyafak

Wakil : Misbahul Mubin

Sekretaris : Elif Elia

Bendahara : Sulichah

Dept. Pendidikan dan Penanggulangan Bencana

1. Fatchur Rohman

2. Susanto

3. Masrifatul Khobsiyah

Dept. Litbang

1. Diana W.

2. Lisa Ambasah

3. Solichatun

Dept. Kehumasan

1. Sudomo

2. Ah. Zulfa

3. Prety Yustina

4. Umi Solechah

Dept. Logistik

1. Fitria Wahyuningsih

2. Johani Lia

3. Prety Yusnita

4. Umul Khafidoh

V. Kenapa Masuk KSR?

a. KSR beda dengan UKM lain

b. KSR bukan UKM yang diikuti atas dasar Hobi

c. Menjadi anggota KSR berarti mendapat kesempatan untuk mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan dengan materi-materi kepalangmerahan yang sangat dibutuhkan di masa-masa seperti sekarang ini (seringnya terjadi bencana alam, peperangan, konflik, pergaulan bebas remaja, dsb)

VI. Kegiatan pendidikan

a. Pradiksar

b. Pendidikan KSR Tingkat Dasar

c. Pendidikan KSR Tingkat Lanjutan

d. Pendidikan Pengembangan Ketrampilan

VII. Kegiatan Pengembangan Kepemimpinan dan Penalaran

a. Latihan dasar kepemimpinan

b. Pelatihan penelitian

c. Penelitian Kepalangmerahan

d. Seminar/ Diskusi/ Lokakarya

e. Sarasehan/ Temu wicara

f. Latihan Gabungan KSR

VIII. Kegiatan Operasional

Secara umum kegiatan operasional KSR dibagi menjadi dua yaitu pada masa damai dan pada masa bencana maupun konflik

1. Pada saat damai

    1. Donor Darah
    2. Bakti Sosial

1) Perawatan Keluarga bagi Lansia

2) Penyuluhan Kesehatan

3) Membuka Posko Pertolongan Pertama

4) Program Pemberdayaan Masyarakat

5) Memiliki desa binaan

    1. Pelatihan dan pemberdayaan

1) Mengadakan Pelatihan Kepalangmerahan

2) Program Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat

3) Pendidikan Remaja Sebaya

4) Program Penanggulangan Bencana berbasis Masyarakat

5) Melatih PMR binaan

    1. Penyebarluasan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan HPI

2. Pada saat bencana dan konflik

    1. Evakuasi Korban
    2. Pertolongan Pertama pada korban dan penampungan darurat
    3. Pelayanan dapur umum
    4. Tracing and Mailing Service/ RFL
    5. Pelayanan Sosial dan Kesehatan
    6. Pendistribusian barang bantuan
    7. Dukungan Psikologis
    8. Evakuasi Korban dan Penampungan Darurat
    9. Pelayanan Pertolongan Pertama
    10. Bantuan Konseling pada Pengungsi

IX. Beberapa Kegiatan Yang Telah Dilaksnakan Pada Beberapa Periode Terakhir Ini

Beberapa kegiatan UKM KSR PMI Unit STIENU Jepara dalam rangka untuk memberi pengalaman para anggota yang dapat terdokumentasi dengan baik adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi KSR pada acara OSPEK ’07 STIENU Jepara

Maksud dan tujuan : Untuk mengenalkan UKM KSR PMI pada Mahasiswa baru

Waktu : September 2007

Tempat : Kampus STIENU Jepara

Peserta : Mahasiswa baru

Bentuk kegiatan : 1. Presentasi dan seminar bersama dr. Iwan S. dari Semarang

: 2. Donor darah

2. Memperingati ulang tahun KSR PMI Unit STIENU Jepara

Maksud dan tujuan : Untuk mengenalkan UKM KSR PMI pada Mahasiswa baru

Waktu : September 2007

Tempat : Kampus STIENU Jepara

Peserta : Mahasiswa baru dan anggota KSR PMI Unit STIENU Jepara

Bentuk kegiatan : 1. Presentasi pengenalan UKM KSR

: 2. Pelatihan Tensi

: 3. Buka bersama

3. Halal bihalal

Maksud dan tujuan : - Menjalin silaturahmi dengan dosen dan cevitas akademika

: - Menjalin koordinasi antar anggota dan Mahasiswa baru

Waktu : September 2007

Tempat : Jepara dan sekitarnya

Peserta : Mahasiswa baru dan anggota KSR

Bentuk kegiatan : Berkunjung kerumah dosen dan civitas akademika

4. Pendidikan dasar KSR PMI Unit STIENU Jepara

Maksud dan tujuan : - Memberi bekal pada anggota baru tentang kegiatan KSR

: - Melatih dan memdidik anggota dengan materi dasar KSR

: - Menyeleksi para calon anggota baru KSR

Waktu : November 2007

Tempat : Kampus STIENU dan taman Kebonan di Bapangan Jepara

Peserta : Calon anggota KSR PMI Unit STIENU Jepara

Bentuk kegiatan : Pendidikan dasar

5. Peduli HIV AIDS di Jepara

Maksud dan tujuan : Memberitahu tentang bahaya Hiv AIDS

Waktu : 31 Desember 2007

Tempat : Kampus STIENU dan Tugu Pancasila Alun-alun Jepara

Peserta : Anggota KSR PMI Unit STIENU Jepara

Bentuk kegiatan : Bagi- bagi pita merah dan bunga mawar serta pamflet

6. Seminar Kanker

Maksud dan tujuan : Untuk mengetahui tentang bahaya kanker bagi manusia

Waktu : 02 Januari 2008

Tempat : Kampus STIENU Jepara

Peserta : Delegasi MA/SMA di Kab. Jepara dan Mahasiswa STIENU

Bentuk kegiatan : 1. Seminar

: 2. Donor darah

7. Seminar Anti Narkoba

Maksud dan tujuan : Untuk mengenalkan tentang bahaya narkoba

Waktu : 14 April 2008

Tempat : Kampus STIENU Jepara

Peserta : Delegasi MA/SMA di Kab. Jepara dan Mahasiswa STIENU

Bentuk kegiatan : 1. Seminar

: 2. Donor darah

8. Partisipasi dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

Maksud dan tujuan : Untuk mengenalkan bahaya DB dan cara menanggulanginya

Waktu : Mei 2007

Tempat : Jepara

Peserta : Delegasi dari KSR PMI Unit STIENU Jepara

Bentuk kegiatan : 1. Sosialisai

: 2. Peninjauan kerumah masyarakat

9. Pengobatan Gratis

Maksud dan tujuan : - Mengenalkan kampus STIENU Jepara

: - Membantu sesama msnusia

Waktu : 12 – 14 Juli 2008

Tempat : MA. Safinatul Huda Kemojan Karimun Jawa

Peserta : Masyarakat sekitar dan Siswa MA. Safinatul Huda

Bentuk kegiatan : 1. Pengobatan

: 2. Sosialisasi masalah remaja

10. Sosialisasi KSR pada acara OSPEK ’08 STIENU Jepara

Maksud dan tujuan : Untuk mengenalkan UKM KSR PMI pada Mahasiswa baru

Waktu : 27 Agustus 2008

Tempat : Kampus STIENU Jepara

Peserta : Mahasiswa baru

Bentuk kegiatan : 1. Presentasi dan seminar bersama dr. Iwan S.dari Semarang

: 2. Cek darah gratis

11. Pengobatan Gratis

Maksud dan tujuan : - Mengenalkan kampus STIENU Jepara

: - Membantu sesama manusia

Waktu : 14 September 2008

Tempat : Balai Desa Tengguli Kec. Bangsri Kab. Jepara

Peserta : Masyarakat Sekitar dan anak-anak IPNU- IPPNU

Bentuk kegiatan : 1. Pengobatan

: 2. Sosialisasi masalah remaja

by : Fatchur Rohman

email : fatur_stienu@yahoo.co.id


Kesehatan Perjalanan & Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

Dalam perjalanan, kesehatan merupakan komponen utama yang harus kita perhatikan baik secara individu maupun secara kelompok. Kesehatan ini tidak hanya pada saat
perjalanan saja tetapi harus kita nikmati pula setelah perjalanan. Untuk tujuan itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perjalanan kita yakni :

1. Persiapan fisik

Diluar peralatan dan perlengkapan, fisik dan kesegaran jasmani membutuhkan persiapan yang tak kalah pentingnya. Fisik yang baik tidak bisa dicapai dalam waktu yang singkat tetapi harus dengan latihan yang teratur dan kontinyu. Dasar yang paling penting bagi pendaki gunung adalah tenaga aerobik, sebab kegiatannya sangat dipengaruhi oleh suplai oksigen melalui peredaran darah ke otot-otot badan. Oleh karena itu harus dilakukan latihan-latihan aerobik secara teratur seperti lari atau bersepeda. Selain aerobik, kekuatan dan ketahanan otot juga perlu dilatih. Otot-otot itu adalah otot bahu, punggung, pinggang, dan kaki. Hal ini dapat dilatih dengan menggunakan beban seperti mengangkat barbel dan sejenisnya.

2. Persiapan Mental

Meskipun mental seseorang akan terbentuk dengan sendirinya dan sudah bawaan lahir, tetapi pengembangannya dapat dilakukan secara perlahan-lahan dalam waktu yang panjang, yang salah satunya dengan meningkatkan latihan fisik. Keseimbangan antara faktor fisik dan mental harus selalu kita usahakan baik dalam perjalanan maupun kehidupan sehari-hari. Khusus untuk alam bebas kita harus percaya pada kemampuan kita untuk menangani segala hal. Motivasi yang baik dapat juga meningkatkan mental. Mendorong motivasi seseorang merupakan hal yang cukup susah, karena kita harus tahu segala hal mengenai pribadi, pembawaan, sifat dan kegemaran orang tersebut. Hal ini harus kita lakukan secara hati-hati dan perlahan-lahan sehingga tidak menyinggung perasaan yang menimbulkan antipati dan mematikan motivasi.

3. Daya Tahan Tubuh

Daya tahan tubuh ini sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :

a. Kebutuhan oksigen

Oksigen merupakan komponen yang sangat penting bagi proses penyediaan energi dalam tubuh yang diolah dari makanan. Seringkali harus kita lakukan aklimatisasi untuk menyesuaikan kemampuan tubuh dengan kadar oksigen disuatu tempat.

  1. Kebutuhan cairan

Dalam kondisi normal manusia tidak dapat hidup tanpa air. Manusia dapat hidup 3 hari tanpa air, tetapi dapat pula mencapai 8 hari dalam suhu 20 sampai 30 derajat.

  1. Makanan

Untuk aktifitas alam terbuka jumlah kalori yang diperlukan seseorang adalah 2500 s/d 3500 kalori per hari. Sumber makanan yang dapat kita peroleh untuk kondisi di atas adalah karbohidrat, lemak, dan protein; dengan komposisi 75% karbohidrat dan 25% lemak.

  1. Suhu lingkungan

Suhu lingkungan sangat mempengaruhi daya taha tubuh, karena akan berpengaruh langsung pada kondisi tubuh yang akan dapat menyebabkan kematian pada suhu dingin dan kejang-panas atau kematian pada suhu panas. Suhu tubuh manusia lebih mudah menyesuaikan pada suhu panas daripada suhu dingin, karena suhu lingkungan yang rendah mengakibatkan kalori yang diperlukan oleh tubuh lebih besar untuk mempertahankan suhu tubuh tetap normal.

Perhitungan Kalori dalam Persiapan Perjalanan

Penentuan menu bahan makanan bukanlah hal yang bisa disepelekan bila melakukan kegiatan di alam bebas dalam jangka waktu lama (>4 hari). Karena bahan yang kita bawa akanlangsung mempengaruhi keefektifan kita berkegiatan dan juga gizi yang diperlukan tubuh kita.

Nutrisi yang diperlukan tubuh per hari :

  • 65 % Karbohidrat (HA)
  • 20 % Lemak
  • 10 – 15 % Protein

Sedangkan kebutuhan kalorinya berbeda beda tiap kegiatan, semakin berat tingkat aktivitasnya semakin banyak kebutuhan kalorinya. Berikut kebutuhan kalori beberapa kegiatan alam bebas.

Asumsi berat badan 70 kg.

Jenis Kegiatan

Kebutuhan kalori per jam (kal)

Dengan dasar informasi diatas menu makanan dan banyaknya harus dibawa dapat diprediksikan untuk mendukung keefektifan operasional.

Contoh Perhitungan

Jenis kegiatan mendaki gunung, jumlah tim 4 orang, lama operasional 4 hari, rata-rata berat badan 65 kg, berat barang bawaan tiap orang rata-rata 25 kg (peralatan,perlengkapan,logistik,dll).

  • Jumlah berat badan = 65 x 4 = 260 kg
  • Jumlah energi total per hari
    • Lama berkegiatan 1 hari efektif berkegiatan 8 jam
    • Jumlah energi yang dibutuhkan untuk naik gunung dengan beban 25 kg 650 kal/jam (pendekatan)
    • Jumlah energi total per hari = 8 x 4 x 650 = 20800 kalori
  • Jumlah protein per hari
    • Kalori dari protein = 15% x 20800 = 3120 kalori
    • Protein 1 gram = 4 kalori
    • Jumlah protein = 3120 : 4 = 780 gram
  • Jumlah lemak per hari
    • Kalori dari lemak = 10% x 20800 = 2080 kalori
    • Lemak 1 gram = 9 kalori
    • Jumlah lemak = 2080 : 9 = 232 gram
  • Jumlah karbohidrat per hari
    • Kalori dari karbohidrat = 60% x 20800 = 12480 kalori
    • Karbohidrat 1 gram = 4 kalori
    • Jumlah karbohidrat = 12480 : 4 = 3120 gram
  • Tentukan menu menurut selera dan sesuai perhitungan diatas agar barang bawaan efektif dan efisien, jangan lupa prediksi bahan makanan cadangan

Prinsip dan Tujuan PPGD

1. Menyelamatkan kehidupan

2. mencegah keadaan menjadi lebih buruk

3. mempercepat kesembuhan

POKOK-POKOK P3K

1. Jangan panik bukan berarti lamban dalam bertindak, tetapi tetap tenang sehingga dapat bekerja secara efektif.

2. Perhatikan pernafasan korban, langkah-langkah yang harus dilakukan :

o bebaskan jalan pernafasan

o berikan nafas buatan bila korban tidak bernafas

o lakukan resusi jantung dan paru-paru jika denyut nadi tidak ada

3. Hentikan perdarahan yang terjadi dengan jalan tekan kuat-kuat tempat perdarahan dengan kasa dan sapu tangan lalu ikat. Letakkan bagian yang mengalami pendarahan lebih tinggi dari bagian yang lain. Bila perlu ikat dengan torniquet.

4. Perhatikan tanda-tanda shock dan patah tulang.

5. Jangan berikan makanan dan minuman pada korban yang tak sadar.

6. Jangan terburu-buru memindahkan korban kecuali bila keadaan korban tidak memungkinkan ( korban kebakaran ).

Obat dan Peralatan

1. Obat-obatan

o Obat penghilang rasa sakit dan demam seperti aspirin, paracetamol, dll

o Obat sakit perut seperti new diatab, oralit, trisulfa, dll

o Obat keracunan seperti Norit

o Obat anti alergi seperti CTM

o Obat anti malaria seperti pil kina

o Obat flu dan batuk

o Obat tetes mata

o Alkohol

o Salep luka bakar

o Obat gosok seperti balsam, minyak kayu putih

o Krim pelindung kulit seperti Pabanox, Sunscream

o Krim anti memar seperti trombophop

o Chlor ethyl spray

o Obat luka baru seperti Bethadine

o Dll

2. Peralatan

  • Buku petunjuk P3K
  • Mitella (pembalut segitiga)
  • Plester
  • Kasa steril dan kapas
  • Perban
  • Gunting, pinset, pisau kecil
  • Cotton bud, jarum kecil dan peniti
  • Lampu senter
  • Dll

MENGATASI HENTI NAPAS DAN HENTI JANTUNG

Ada beberapa kemungkinan mengapa orang tidak bernafas:

1. Jalan nafas tersumbat misal karena muntah dan pendarahan

2. Jalan napas membengkak misal karena keracunan gas

3. Kelumpuhan alat pernapasan msal karena terkena aliran listrik atau keracunan

Cara mengatasinya adalah :

1. Bebaskan jalan napas. Baringkan korban telentang, kepala dimiringkan, buka mulut dan ambil sumbatan yang ada didalamnya dengan 2 jari.

2. Buka jalan napas yang selebar-lebarnya dengan cara mendorong dahi ke belakang sehingga posisi leher menjadi lurus atau dengan memberi bantalan di bawah bahu tetapi jangan dibawah kepala karena leher akan tertekuk.

3. Berikan napas buatan dari mulut ke mulut. Buka mulut kita lebar lebar dan tempelkan pada mulut korban, pijit hidung korban dan hembuskan napas ke dalam saluran napas penderita bila dada korban mengembang berarti udara telah mencapai rongga paruparu, lepaskan bibir anda supaya terjadi pelepasan udara secara pasif dari paru-paru. Lakukan hal serupa sampai 12 kali untuk orang dewasa dan 20 kali untuk anak-anak.

Cara resusi jantung dan paru-paru :

1. Baringkan korban telentang dengan alas datar dan cukup keras, dorong dahi ke atas sehingga leher menjadi lurus.

2. Cari ujung dada iga bagian depan (2 jari diatas ujung dada) lakukan pijat jantung.

3. Letakkan pangkal telapak tangan di daerah tersebut dan telapak tangan yang lain menumpang pada tangan utama tetapi siku dalam kondisi lurus, tekan secara menghentak dan kendurkan secara perlahan-lahan.

4. Ulangi cara tersebut sampai korban bernapas.

5. Hal itu harus kita kombinaikan dengan pernapasan buatan dengan komposisi 2 kali napas buatan kemudian 15 kali pijat jantung.

GANGGUAN UMUM

Adalah terganggunya fungsi seluruh tubuh akibat suatu kecelakaan.

Macam gangguan umum :

1. Lena

Penyebab berkurangnya peredaran darah ke otak yang disebabkan oleh emosi yang hebat, rasa nyeri, keadaan lemah setelah sakit, terlampau banyak mengeluarkan tenaga dalam kondisi perut kosong,

Gejala yang timbul pada korban seperti :

Pusing, telinga berdenging, mual, mata berkunang-kunang, keluar keringat dingin, dan denyut nadi lemah.

Pertolongan :

Tidurkan telentang korban dan kepala agak rendah, longgarkan pakaian dan usahakan korban menghirup udara segar. Kemudian beri selimut agar badan segar kembali. Setelah korban sadar dan dapat minum beri kopi hangat atau sedikit anggur.

2. Gugat ( Shock)

Disebabkan karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh darah sangat kurang dan merupakan kelanjutan dari lena.

Gejala yang timbul pada korban :

Seperti gejala pada lena, yang banyak disebabkan oleh pendarahan (ke luar maupun ke dalam) dan luka bakar yang cukup luas sehingga korban pingsan.

Pertolongan :

Baringkan korban di tempat yang segar udaranya dengan kepala lebih rendah dari kaki (kecuali jika ada luka di kepala), tenangkan korban dan hentikan pendarahan yang terjadi dan secepatnya dibawa ke Rumah sakit.

3. Pingsan

Kondisi dimana fungsi otak terganggu sedemikian rupa sehingga korban tidak sadarkan diri.

Gejala yang timbul :

Tidak menyahut jika dipanggil, tidak bereaksi saat diberi rangsangan, biasanya korban terbaring tidak bergerak tetapi pernapasan dan denyut nadi ada.

Pertolongan :

Baringkan korban di tempat teduh dan segar, miringkan kepala korban supaya korban muntah, longgarkan pakaiannya dan selimuti agar tidak kedinginan, dan scepatnya bawa korban ke RS untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.

4. Mati Suri

Adalah keadaan lanjut dari pingsan dimana pernapasan tidak nampak, denyut nadi hilang, biji mata melebar dan tidak bereaksi terhadap penyinaran, muka pucat agak kebiruan.

Pertolongan :

Baringkan korban telentang, dan longgarkan pakaian korban; hilangkan segala barang yang dapat menyumbat pernapasan kemudian lakukan pernapasan buatan atau kalau perlu pijat jantung. Segera hubungi dokter untuk penanggulangan lebih

lanjut.

5. Penyakit Pegunungan

Sering disebut Mountain Sickness yang diakibatkan makin berkurangnya kadar oksigen pada daerah yang tinggi yang akan mempengaruhi aktivitas pendaki karena kekurangan suplai oksigen atau hipoksia.

Gejala :

Korban pusing, letih, rasa kantuk yang hebat, mual, pucat, sesak napas, kemudian tubuh menjadi panas, perasaan gelisah, telinga berdenging, dan sukar tidur.

Pertolongan :

Beri istirahat yang cukup sehari atau dua hari, bila tidak ada perubahan bawa korban ke tempat yang lebih rendah.

6. Gangguan Setempat

Adalah kecelakaan yang terasa sakit pada bagian tubuh yang terkena.

Macam gangguan setempat :

1. Luka

Dapat terjadi dimana saja dan disebabkan oleh benda tumpul atau tajam.

Macam-macam luka :

  • Luka iris
  • Luka tusuk
  • Luka memar
  • Luka robek

Pertolongan yang harus diberikan dengan menghentikan perdarahan mencegah infeksi dan kerusakan lebih lanjut dengan cara-cara yang mudah dan cepat.

2. Luka gigitan ular

Untuk jenis ulat Colubridae (ular belang, sendok/kobra), tanda-tanda gigitannya tidak begitu jelas tetapi langsung mempengaruhi susunan saraf. Biasanya disertai sesak napas dan luka gigitan udak terasa tetapi sangat mematikan.

Untuk jenis ular Viperidae (ular puspa, ular tanah), tanda-tandanya gigitannya akan menimbulkan bercak darah diseluruh tubuh disertai batuk dan kencing darah karena mempengaruhi sistemperedaran darah. Luka gigitannnya terasa nyeri dan bengkak.

Berdasarkan tipe gigi bisa, ular dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu :

  • Aglypha : tidak mempunyai gigi bisa, seperti sanca
  • Phistoglypha : mempunyai gigi bisa dibelakang, misalnya ular cincin emas
  • Proteroglypha : mempunyai gigi bisa didepan yang efektif untuk menyalurkan bisa
  • Solenoglipha : mempunyai gigi bisa di depan dan dapat dilipat. Umumnya gigi bisa dapat dilipat.

Macam-macam bisa :

  • Neurotoksin : menyerang saraf dan bersifat bertentangan dengan transmisi jaringan syarag. Menybabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jeringan otak.
  • Hemotoksin : menyerang darah dan sistem peredarannya, menguraikan protein, menyebabkan sel darah rusak.
  • Kardiotoksin : menyerang otot jantung
  • Miktotoksin : menyerang cairan tubuh

Pertolongan :

Baringkan korban, letakkan bagian yang digigit lebih rendah dari jantung, kurangi aktivitas korban untuk mencegah penyebaran bisa. Kenakan torniquet di atas luka gigitan dan kendurkan 15 sampai 30 detik, perbesar luka gigitan dengan pisau steril dan isap luka untuk mengeluarkan bisa dari darah (mulut penolong tidak boleh ada luka). Tutup luka dengan kasa steril dan beri betadine kemudian dibalut. Bawa ke RS terdekat. Khusus luka gigitan serangga (kalajengking, kelabang, laba-laba, dll) pertolongan yang dilakukan adalah :

Olesi luka dengan amonia atau kapur sirih, kompres dengan es atau soda kue (untuk gigitan kalajengking) dan cuci dengan anti septik. Oleskan balsam/obat gosok untuk mengurangi rasa sakit dan segera dibawa ke RS.

Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal yang dapat membedakan ular yang berbisa tinggi dan berbisa rendah. Beberapa ciri dibawah adalah petunjuk umum yang bisa digunakan, meskipun belum secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular.

a. Ular berbisa rendah

§ Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif

§ Beraktifitas pada siang hari (diurnal)

§ Membunuh mangsanya dengan membelit

§ Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

§ Tidak memiliki taring bisa

§ Gigitannya tidak mematikan

§ Setelah menggigit langsung lari

b. Ular berbisa tinggi

§ Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri

§ Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

§ Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

§ Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna

§ Memiliki taring bisa, racun mematikan

§ Kanibal

§ Setelah menggigit, masih tinggal ditempat

c. Pengecualian

Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

- berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, keluar siang, malam :

1. Ular King Kobra - Ophiophagus hannah , kepala oval, agresif, siang dan malam

2. Ular Kobra Naja naja sputratix, berbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang

3. Ular weling - Bungarus candidus, kepala oval, berbisa tinggi

4. Ular welang - Bungarus fasciatus, kepala oval, gerakan tenang, berbisa tinggi

5. Ular picung/pudak seruni - berbisa tinggi, kepala oval tapi gerakannya gesit, keluar siang hari.

6. Semua jenis ular laut, berbisa, gerakan lamban di pasir/pantai

7. Semua jenis ular phyton dan ular boa, tidak berbisa, cari makan malam hari.

3. Sengatan Binatang

Pertolongan :

Ambil sengat yang tertinggal, cuci bekas sengatan dengan air garam kemudian air hangat beberapa kali. Untuk ubur-ubur dengan alkohol, amoniak atau dengan aseton. Oleskan obat gosok untuk mengurangi rasa sakit.

4. Patah tulang

Macam patah tulang : terbuka (tulang menonjol keluar dan berhubungan langsung dengan udara luar) dan tertutup.

Tanda-tanda patah tulang : sakit pada bagian yang patah bila tersentuh atau digerakkan, tidak bisa digerakkan, sekitar luka bengkak dan kebiruan atau tulang mencuat keluar.

Pertolongan :

Pada luka tertutup tidak perlu membuka pakaian yang menutupi seperti pada patah tulang terbuka. Bila terjadi perdarahan lakukan perawatan, lakukan pembidaian yang ditentukan, dan segera bawa ke RS.

Syarat pembidaian :

  • Panjang bidai cukup untuk luka
  • Bidai harus pipih, lembut, dan empuk
  • Ikatan cukup jumlahnya dan tidak terlalu ketat atau longgar
  • Ikatan dilakukan pada atas dan bawah luka


5.
Pendarahan

Cara menghentikan pendarahan :

o Tekan ditempat pendarahan dengan setumpuk kasa steril atau kain bersih dilipat tebal, tutup daerah luka dan tekan, segera bawa ke RS. Selama itu angkat bagian yang terluka lebih tinggi dari letak jantung.

o Tekan pada tempat-tempat tertentu, seperti pangkal pembuluh nadi yang terluka.

o Tekan dengan torniquet. Torniquet adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah dibawahnya terhenti. Caranya :

a. Buat ikatan pada anggota tubuh yang cidera

b. Selipkan batang kayu dibawah ikatan tersebut

c. Kencangkan dengan memutar kayu tersebut

d. Agar kedudukan kayu tidak berubah, ikat ujung satunya

Torniquet hanya dilakukan pada luka pendarahan hebat, kendurkan selama 30 detik tiap 10 menit.

6. Terkilir

Disebabkan adanya hentakan yang keras terhadap sebuah sendi dengan arah yang salah sehingga jaringan pengikat antara tulang rusak dan menimbulkan pendarahan yang menggumpal dibawah kulit, menyebabkan pembengkakan.

Pertolongan :

Kompres bagian yang terluka dengan es selama 30 menit dan balut dengan pembalut elastis atau mitella.

7. Keracunan

  • Racun yang ditelan

a. Makanan. Tindakan utama adalah dengan mengusahakan makanan yang ditelan keluar dengan menekan langit-langit tenggorokannya dengan jari. Kemudian beri norit atau arang yang telah ditumbuk dan dilarutkan ke air.

b. Alkohol. Usahakan agar muntah dan bilas lambung dengan soda kue (1 sendok teh dalam segelas air) tiap jam. Dapat pula diberikan kopi pekat.

c. Obat. Usahakan korban muntah dan beri kopi pekat. Bilas lambung dengan usu atau soda kue, rangsang supaya korban muntah. Bila racun termakan lebih dari 3 jam pembilasan lambung tidak boleh dilakukan apabila racunnya bersifat korosif seperti korosif sepert asam, basa keras, bensin dan minyak tanah.

  • Racun yang terisap

Pertolongannya : singkirkan korban dari tempat keracunan ke tempat berudara segar dan berikan pernapasan buatan.

  • Racun melalui kulit

Pertolongannya : lepas pakaian yang terkena racun dan bilas kulit dengan air mengalir.


Teknik membalut dan evakuasi

1. Teknik membalut

o Membalut dengan mitella

Mitella terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang 90 cm.

  • Membalut dengan Pembalut Pita

2. Teknik Evakuasi

o Jarak dekat

Apabila korban tidak menunjukkan tanda-tanda patah tulang leher, tulang belakang, tulang tengkorak, dan gegar otak; maka korban dapat ditarik.

  • Melalui lorong sempit

Apabila korban pingsan dan harus kita bawa keluar dari terowong atau lorong, ikat tangan korban dan gantungkan pada leher penolong, penolong merangkak.

  • Dengan selimut :

Digunakan untuk mengusung korban yang pingsan sebagai ganti tandu.

  • Korban yang sadar tetapi tidak bisa jalan sendiri dapat kita usung.
  • Korban yang memerlukan sedikit bantuan karena korban mampu berjalan sendiri sehingga tidak memerlukan bantuan.
  • Menggunakan tandu.

DAFTAR PUSTAKA

Diktat Pendidikan Dasar Astacala. Diakses pada http://astacala.org/astacala/diktat.pdf tanggal 11 Oktober 2008.

Rahmanta, Amsi. 2008. PPGD. Diakses pada http://mapalamahesa.multiply.com/journal/item/20/PPGD tanggal 15 Oktober 2008.

Serpiente Snakes. Biologi Ular. Diakses pada http://serpientesnakes.wordpress.com/save-our-snakes/biologi-ular/ tanggal 15 Oktober 2008.

Sioux. 2008. Tips : Membedakan Jenis Ular Berdasarkan Kemampuan Bisa (Racun). Diakses pada http://siouxindonesia.multiply.com/journal tanggal 15 Oktober 2008.